Setiap hari selama 35 tahun bersepeda sejauh 50 kilo

>> Sunday, April 11, 2010

Ini merupakan kisah hidup seorang bapak bernama Pak Mansyur (54 tahun) warga desa Serua, kecamatan Bojong Sari, Depok, Jawa Barat sudah sejak tahun ‘75 menjalani pekerjaan sebagai tukang sayur sepeda kumbang.


Spoiler for pak mansyur:





Sayur mayur yang dijualnya merupakan pasokan dari para petani di desa Pondok Petir yang berdampingan dengan desanya. Untuk memenuhi keranjangnya dengan sayur mayur, ia mengaku harus mengeluarkan kocek sebesar ± Rp. 200.000,-. Isi keranjangnya beragam, tergantung ketersediaan barang di petani. Tapi biasanya Mansyur mengisi keranjangnya dengan daun singkong, daun pepaya muda, singkong, pepaya muda, nangka muda, kacang panjang, atau kacang tanah. :”Kalau habis semua isi keranjang, saya bisa bawa pulang Rp. 150.000,-.” Pungkas Mansyur.







kyaknya dia nga sendirian gann




Spoiler for pak mansyur dan pak mitro:





Setelah “ngetem” 1 jam di pasar Ciputat, mereka tak kunjung menemui pemborong. Menurut Mirto, pasar Palmerah merupakan tempat pertemuan para tengkulak yang membutuhkan daun singkong untuk didistribusikan ke rumah makan Padang. Jarak Serua – Palmerah adalah 25 km.




nga taunya doi rame2 gan


Spoiler for rame-rame:





Mansyur atau Mirto memang tidak hanya mereka bedua. Setiap malam para pedagang sayur sepeda kumbang dari desa Serua biasanya berjumlah 7 hingga 15 orang. Mereka selalu konvoi, sekalipun dalam kondisi hujan. Saya menemui mereka di sebuah teras swalayan dekat pertigaan desa Serua yang mengarah Pamulang.



klo capek, yah ditutun sepeda atau mungkin lagi tanjakan kali gann :nohope: :nohope:


Spoiler for nuntun sepeda:





“Ini baru setengah perjalanan.” Tegas Mirto.




ngaso dulu gan



Spoiler for ngaso dulu gan:





“Kalau tahun 80-an masih banyak kuli yang suka bantuin dorong mas. Ngupahin seratus perak, kita jadi ngga capek-capek banget. Tapi kalau sekarang mah udah ngga ada lagi kuli-kuli kayak gitu.” Desis Mirto sembari menghisap rokoknya yang sudah bungkus ketiga di hari itu. Mirto juga bercerita panjang lebar mengenai pengalamannya bermain di beberapa seri dokumenter religi milik stasiun televisi swasta yang sering ditayangkan pada bulan Ramadhan.




Di lain sisi, saya memperhatikan Manyur sedang asyik memperlihatkan gambar wanita seksi kepada temannya. Tak tampak sedikitpun kesedihan meratapi nasib dari garis wajah mereka. Inilah potret kehidupan kita.



sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3803802

0 comments:

Post a Comment

Links

statistik

free counters

  © Free Medical Journal powered by Blogger.com 2010

Back to TOP